Sunday, September 13, 2009

Munajat seorang hamba

Pejam celik, pejam celik, hari ini sudah masuk hari ke 23 Ramadhan. Begitu cepat masa berlalu, tanpa pernah ingin menoleh kepada insan-insan yang tertinggal di belakang. Entahkan sempat atau tidak untuk kembali bertemu dengan Ramadhan pada tahun-tahun mendatang, kerana ajal menanti entah siapa yang tahu.

Sepuluh malam terakhir adalah fasa pembebasan dari api neraka. Alangkah bertuahnya insan yang ketemu dengan Lailatulqadar, dan alangkah malangnya jika kesempatan yang dianugerah setahun sekali ini tidak digapai semaksima mungkin.

Pun, hati yang penuh dengan noda dan dosa ini sering tidak keruan dan dalam ketidakpastian tentang nasib pada hari kebangkitan. Semoga Allah mengampuni kita semua, dan melindungi kita dari segala azab pedih Naar Nya.
















Di kala malam sunyi sepi

bani insan tenggelam dalam mimpi
musafir yang malang ini
pergi membasuh diri
untuk mengadapMu oh Tuhan

Lemah lututku berdiri
di hadapanMu tangisanku keharuan
hamba yang lemah serta hina
engkau terima jua mendekati
bersimpuh di bawah duli kebesaranMu

Tuhan
hamba belum pasti
bagaiman penerimaanMu di kala mendengar
pengaduanku
kuyakin Kau tak mungkiri
dalam wahyu yang Kau nuzulkan
Kau berjanji menerima pengaduanku
dan kau berjanji
sudi mengampunkanku
dari segala dosa yang kulakukan

AmpunanMu Tuhan
lebih besar dari kesalahan insan
hamba yakin pada keampunanMu Tuhan
bukan tidak redha dengan ujian
cuma hendak mengadu padaMu
tempat hamba kembali nanti di sana.....

No comments:

Post a Comment