Kalau sampai waktuku
'Ku mau tak seorang kan merayu
Tidak juga kau
Tak perlu sedu sedan itu
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang
Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang
Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih peri
Dan aku akan lebih tidak perduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi
'Ku mau tak seorang kan merayu
Tidak juga kau
Tak perlu sedu sedan itu
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang
Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang
Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih peri
Dan aku akan lebih tidak perduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi
(Sebuah sajak klasik tulisan penyair terkenal Indonesia, Chairil Anwar. Sajak ini terhasil pada Mac 1943. Pertama kali saya membacanya ialah pada 1988, di dalam kelas Bahasa Melayu yang diajar oleh Cikgu Mat Nor Che Lah. Saya menggemari sajak ini sehingga kini. Saya masih boleh mengingati sedikit sebanyak ulasan sajak ini yang diajar cikgu Mat Nor.)
No comments:
Post a Comment